Thursday 7 May 2015

Guik

Aku memang bukan seorang pewisata kuliner profesional tapi menulis ulasan tentang tempat makan favorit menurutku bisa dilakukan siapa saja. Aku ingin berbagi banyak hal disini, tapi karena kebanyakan hal yang aku rasakan bersifat pribadi dan bisa membuat orang-orang semakin menganggapku aneh jadi kuputuskan untuk berbagi informasi tempat makan favoritku ini saja.
Tempat ini disebut Guik. Temanku, Simon, adalah yang pertama kali memperkenalkan tempat ini padaku dan beberapa teman lain. Dia lebih suka berwisata kuliner daripadaku jadi maklum saja kalau dia tahu banyak tempat makan yang enak maupun yang kurang enak menurut dia. Tempat makan ini berlokasi di salah satu jalan raya utama kota Denpasar yang sering disebut Marlboro. Jalan ini memang terkenal dengan deretan tempat makan dari yang cuman tenda hingga restauran besar. Sebuah ruko kecil di sudut perempatan Marlboro yang berhadapan dengan Pertamina dengan sebuah plang bulat berwarna ungu berdiri tepat di depannya bertuliskan Guik menjadi papan nama pengenal tempat ini. Di depannya terparkir sebuah mobil kedai yang merupakan tempat produksi menu andalan Guik, martabak asin dan manis. Beberapa meja kayu persegi panjang diapit dua bangku kayu ditempatkan diluar sementara beberapa lainnya berbaris memenuhi ruangan dalam yang menjorok ke belakang. Sebuah etalase memanjang memenuhi sisi ruangan satunya ditutupi gambar-gambar menu yang menggiurkan. Para staf berseragam kemeja ungu yang semuanya adalah laki-laki tersenyum ramah menyambut pelanggan. Di tiap meja lembar menu sudah disiapkan. Karena jarak etalase dan meja pelanggan yang sangat dekat, kita cukup memesan makanan langsung dari meja kepada staf yang berdiri di belakang etalase. Menu mereka tidak banyak antara lain martabak asin dengan isian daging babi atau ayam, martabak manis dengan berbagai rasa termasuk oreo, nasi jinggo babi dengan pilihan nasi putih atau kuning, dan minuman dingin isian cincau dengan beberapa pilihan rasa. Mereka sempat menjajakan kue soerabi tapi karena kurang diminati jadi mereka menghilangkannya dari menu yang sangat aku sayangkan karena aku menyukainya. Kue soerabi mereka selain jauh lebih murah dari kedai soerabi kebanyakan (hanya Rp 4000, dan Rp 1000 untuk tambahan rasa) juga memiliki tekstur yang lebih lembut dan disajikan dengan kuah gula merah yang menambah sensasi rasa manis yang lembut. Martabak asin mereka memiliki 3 pilihan ukuran dengan harga yang sangat terjangkau dan porsi yang cukup membuat kenyang dua orang bahkan lebih. Martabak manis mereka juga membuatku jatuh hati karena begitu lembut dan tidak membuatku mual walaupun sudah makan cukup banyak, berbeda dengan martabak manis yang pernah kucicipi sebelumnya. Aku paling menyukai martabak manis dengan pilihan rasa oreo dan bisa kuvariasi dengan beberapa rasa lain yang juga menggoda. Nasi jinggo mereka sebungkus Rp 6000 juga membuatku ketagihan, mereka menambahkan kacang kedelai goreng yang menurutku terasa lebih baik daripada kacang tanah. Aku pertama kali mencoba nasi jinggo di tempat ini, jadi aku tidak tahu pasti apa perbedaannya dengan nasi jinggo lain (kecuali dagingnya yang adalah daging babi yang kebanyakan tidak digunakan agar nasi jinggo juga bisa dinikmati kaum muslim) tapi sebelumnya aku tidak terlalu suka ide tentang membeli nasi jinggo karena menurutku porsinya terlihat sangat sedikit hingga aku mencobanya di Guik dan porsi yang memang lebih sedikit tidak lagi menjadi masalah bagiku. Pilihan minuman mereka hanya satu yaitu minuman dingin seperti pop-ice yang diblender lalu ditambahkan cincau dan disajikan menggunakan wadah plastik bening, aku sering memesan Chocomix Cincau atau Mocca Goodday Cincau, atau Cappucino Cincau dan terkadang rasa durian atau rasa lain saat aku sudah bosan dengan tiga pilihan rasa sebelumnya. Aku sangat menyukai tempat ini pertama karena harga menunya yang sangat terjangkau dan tempatnya yang tidak selalu ramai bahkan lebih sering sepi, terdengar salah memang kalau aku ingin tempat itu selalu sepi tapi bagiku situasi itu sangat sempurna jika aku hanya ingin memesan makanan dengan cepat, duduk di meja favoritku tanpa takut sudah ditempati orang lain, membaca novel sambil menyeruput pelan-pelan Chocomix Cincau, dan membuat keributan bersama teman-temanku tanpa harus mempedulikan tatapan terusik orang lain karena kegilaan kami. Karena sudah sangat sering mengunjungi tempat ini, aku pun sudah bisa mengobrol akrab dengan stafnya yang memang ramah bahkan pernah ditawari gorengan yang sedang mereka makan bersama. Tempat ini juga tutup agak lebih malam sehingga jika aku ingin mengobrol lama dengan temanku, tempat ini akan jadi pilihan pertamaku. Menuliskan ini semua membuatku lapar dan ingin membeli nasi jinggo Guik, haha. Semoga ulasan ini juga membuat kalian ingin mengunjungi tempat ini dan menjadikannya salah satu favorit kalian. Selamat mencoba.

No comments:

Post a Comment