Sunday 17 May 2015

Worst Love Confession

"Apa ini"?, dia bertanya sambil memegang paper bag kecil berwarna coklat yang baru saja kuserahkan padanya.
"Hanya coklat. Coklat yang bodoh!", jawabku sembari membalikkan tubuh dan terburu-buru menutup pagar lalu langsung menuju kamar kostku.

Hari ini sekali lagi aku menyatakan cinta dan melepaskan cinta. Aku pernah melakukannya sebelumnya, karena lelaki yang kusukai itu begitu bijak di mataku hingga aku percaya saja saat dia bilang "Kamu harus jujur untuk bisa menuntaskan masalahmu". Aku menghindari dia begitu lama dan bersikap begitu cuek padanya karena ingin melupakan perasaan sayangku padanya yang kutahu pasti tidak akan terbalaskan. Dia terusik dengan sikapku dan akhirnya memaksaku untuk jujur sebenarnya apa yang membuatku begitu menghindarinya. Dan aku melakukan apa yang dia pinta. Aku mengaku padanya. Jawaban atas pengakuanku pun sama seperti yang telah kuduga. Dia menolakku dengan halus. Sakit tapi sedikit saja. Besoknya aku sudah bisa bersikap biasa padanya dan perasaanku untuknya juga berangsur hilang. Metode ini akhirnya kugunakan lagi. Saat aku jatuh cinta lagi. Cinta yang tak akan terbalas lagi. 

"Apa dia memang suka menyendiri seperti itu?", aku bertanya pada Halim, yang duduk di sebelahku. Mataku mengarah pada seorang anak lelaki yang sedang duduk sendirian di depan drumset. Beberapa peserta latihan pertunjukan musik tahunan Sekolah Musik Melody tengah berseliweran berdua atau dalam grup tapi anak lelaki yang kutanyakan pada Halim tengah duduk sendirian dan mengutak-atik handphone-nya sedari tadi. Hari ini adalah hari kelima kami latihan bersama di aula sekolah, dan kelima kalinya aku melihat dia selalu sendirian sepanjang break latihan. Aku yang penasaran akhirnya bertanya pada Halim tentang sikapnya itu. 
"Oh, gak sih. Kalau udah kenal lumayan banyak ngobrol kok", Halim menjawab seakan dia pernah mengobrol akrab dengan anak itu. 
"Masa? Kamu emang dekat sama dia?", selidikku. 
"Yah kan aku sekelas sama dia di kelas drum Sy. Emang agak pendiam anaknya, tapi kalo udah kenal bisa ngobrol enak juga. Kenapa sih nanyain dia?", Halim menaikkan alisnya menandakan dia curiga dengan rasa penasaranku tentang anak itu. 
"Gak, habisnya dia selalu sendirian tiap aku liat. Penasaran aja kenapa. Kasian liatnya. Kek gak punya teman gitu. Kalo dia diasingkan atau lainnya gak tega aku. Siapa namanya?", aku jujur pada Halim tentang alasanku bertanya karena memang aku paling tidak tega melihat orang ditinggal sendirian.
"Darel. Samperin dah kalo gitu, ajakin ngobrol. Baik kok". Halim melangkah mendekati anak itu lalu mengulurkan tangannya untuk melakukan tos khas anak lelaki saat bertemu. 
"Apa kabar Rel? Makin mantap aja main drumnya". Aku yang berdiri di samping Halim pun tersenyum dan mengulurkan tangan hendak berkenalan. 
"Hi, aku Sisy, dari tim choir. Aku teman dan tetangganya Halim. Nice meeting you", aku yang memang sudah terbiasa mengajak orang lain berkenalan tidak menunggu Halim memperkenalkanku lagi padanya. Dia menyambut uluran tanganku dan tersenyum simpul. 
"Hi, aku Darel. Nice meeting you as well", jawabnya dan saat dia tersenyum sedikit lebih lebar hingga barisan giginya terlihat, aku menyadari kalau gigi taringnya begitu menonjol hingga dia terlihat seperti drakula yang tersenyum jahat sebelum menggigit mangsanya.
"Bagus kamu main drumnya. Lebih bagus dari Halim", ledekku hingga Halim memasang tampang cemberut tanpa membalas karena dia tahu aku benar. 
"Oh, makasih. Halim juga lumayan kok", jawabnya pendek. 
"Ke kantin yuk, masih lumayan lama break-nya. Haus aku."
Aku yang menangkap keengganan Darel mengikuti ajakanku memberi isyarat pada Halim untuk mendorongnya bangun, saat dia telah sepenuhnya berdiri kami berduapun sedikit mendorongnya dari belakang berjalan ke arah kantin. Entah kenapa aku tertarik mengusik Darel dan kesendiriannya. Pikirku mungkin karena dia terlihat menyedihkan dan tidak punya teman hingga aku ingin bersikap sok pahlawan dan sukarela berteman dengannya, lagipula aku memang suka berteman dengan siapa saja jadi kenapa tidak. 

Kantin telah ramai dengan murid-murid lain, beberapa telah duduk manis menikmati makan siang mereka sambil sesekali berbincang dengan teman semeja makan mereka, beberapa masih ada yang berdiri dan sibuk memilih menu yang mereka sukai. Uniknya tidak ada satupun penjual di kantin, semua murid melayani diri mereka masing-masing. Kantin sekolahku memang menggunakan sistem Kantin Jujur, para murid diberikan kebebasan untuk melayani diri mereka sendiri dan lalu membayar sesuai menu yang mereka ambil. Berbagai jenis makanan dan camilan digelar di sebuah meja panjang lengkap dengan price tag masing-masing, minuman berbagai jenis tersedia dalam beberapa kotak es. Di kedua ujung meja terdapat dua buah kotak untuk para murid bisa menaruh uang bayaran mereka. Terlihat juga di beberapa sudut kantin tergantung papan-papan berisi tulisan nasehat agar para murid mau bersikap jujur. Aku menyukai sistem ini, walaupun tampak berisiko tapi sangat mendidik. Kita dilatih untuk mau bersikap jujur pada diri sendiri tanpa diawasi, dengan begitu ada kesadaran dari dalam diri kita yang tumbuh. Kami bertiga pun sibuk memilih menu yang tiap harinya selalu berganti. Darel kulihat hanya mengambil sepiring nasi goreng keju dan beberapa lauk, sekotak minuman teh lalu langsung membayar. Dia berjalan menuju meja kosong di pojok, duduk dan mulai makan. 
"Halim, udahan dong milihnya. Udah hampir penuh tuh piring kamu", aku mengomeli Halim yang belum juga selesai mengambil makanannya. 
"Aduhh, sayang Sy. Menu kan ganti-ganti terus. Aku belum nyicipin ini itu, besok gak bisa lagi dong. Mumpung ada cobain aja, kalo bisa semua. Hehe".
Halim tak menggubris omelanku dan tetap sibuk mengambil satu sendok dari tiap menu sambil mencoba menyediakan tempat bagi menu berikut di piringnya yang sudah hampir tak muat. Aku yang telah sangat laparpun meninggalkannya dan berjalan menuju meja yang telah ditempati Darel. Tampak dia sudah hampir menghabiskan makan siangnya dan tengah berhenti sebentar untuk minum. 
"Halim tuh emang paling suka lama milih menu. Tiap kali sama dia ke kantin pasti aku selesai duluan makan. Udah hafal aku", omelanku tentang Halim hanya disambut anggukan Darel. 
Aduh, pelit ngomong banget sih anak ini, pikirku.
"Enak nasi gorengnya?", aku kembali mencoba membuka percakapan.
"Enak kok", lagi lagi dia menjawab pendek.
 Mendengar respon yang serba pendek membuatku mati kutu dan akhirnya memutuskan untuk menikmati makan siangku saja dulu. Nanti saja ngobrolnya habis makan, kataku dalam hati. 
Halim datang dengan sepiring penuh makanan dan langsung mulai mencicipi tiap menu yang ada di piringnya. Sesekali dia mengangguk-angguk sambil mengunyah makanan di mulutnya tanda dia menyukai rasanya. Aku dan Darel yang telah selesai sedari tadi hanya memperhatikan dia, saling melihat lalu tertawa kecil. Gigi taringnya terlihat lagi. 
"Bagaimana rasanya, Chef Halim? Silahkan komentarnya", botol minumanku seketika berubah fungsi menjadi microphone untuk mewawancarai "Chef Halim". Halim mengunyah lebih cepat agar bisa menjawab pertanyaanku diikuti gerakan tangan yang mengisyaratkanku untuk menunggu sebentar sampai dia selesai menelan makanan di mulutnya. 
"Maknyosss....rrkkkkkkk", jawab Halim yang juga mengeluarkan suara seperti gemuruh tanda dia sudah kenyang. 
Tawa kami berduapun pecah melihat tingkah Halim. Suara tawa Darel terdengar seperti anak bayi. Dia terlihat senang dan aura gelap kesendiriannya seakan tidak pernah ada. Kami bertigapun bisa mengobrol banyak dengan lebih santai setelah tertawa bersama tadi. Kami berbicara banyak hal mulai dari Kantin Jujur, seandainya kantin gedung DPR atau DPRD atau gedung pemerintah manapun yang memiliki kantin juga memakai sistem yang sama mungkin saja bisa menumbuhkan kesadaran para coruptor-wannabe untuk tidak terus-terusan menguras uang negara, tentang akan sesukses apa pertunjukan musik tahunan sekolah kali ini, tentang orang-orang dewasa yang mencemooh tingkah laku anak-anak SD yang dengan gamblangnya beromantis-romantisan di social media tanpa sadar kalau mereka juga ikut ambil andil dalam perubahan psikologis anak-anak kecil dalam urusan cinta, anak-anak tidak punya kuasa untuk melakukan sesuatu atau mengambil keputusan tanpa bantuan orang dewasa, artis-artis di bawah umur yang melakoni peran untuk saling menyukai di sinetron atau yang menyanyikan lagu cinta atau yang diwawancarai di acara infotainmen tentang gosip kedekatannya dengan artis beda lawan jenis lainnya tentu saja memiliki orang dewasa di sekitarnya untuk mengingatkannya bahwa dia belum cukup umur untuk memikirkan itu semua tapi sepertinya mereka hanya memikirkan bagaimana bisa mendongkrak ketenaran si artis dengan berita-berita kacangan itu dan tidak terlalu mempedulikan efek sampingnya pada anak-anak kecil lain yang menonton dan cenderung meniru. Kalau saja bel sekolah tanda waktu istirahat telah selesai tidak berbunyi, kami bertiga bisa saja menghabiskan sepanjang hari itu di kantin untuk mendiskusikan dan memperdebatkan lebih banyak hal. Darel memang tidak sependiam kelihatannya, Halim berkata benar, dia bisa jadi teman mengobrol yang lumayan menyenangkan saat kalian sudah saling mengenal. Juga dia bukan tipe yang pasif dalam obrolan dua arah, dia bahkan tidak segan berkomentar atau mendebat pendapatmu akan sesuatu. Aku senang menghabiskan break-time bersamanya dan Halim hari ini dan berharap kami bisa selalu melakukannya. 

to be continued.....


Thursday 14 May 2015

One of Amazing Godly Couples I've Ever Met

I met you guys 1 year and 5 months ago and today when I woke up realizing that I just missed the chance to fully say good bye before you guys leave, I horribly regret it. I dont usually regret over things since I have made a lot of mistakes so to keep moving forward I try not to regret anything, but this time I do. The first time I met Kak Dini, I thought she was my age (thats a compliment of course) and when I saw Ko Hen singing on stage I could always feel the great passion of his. You two have been such an inspiration for me. The passion, creativity, advices, encouragement, persistence, spirit and of course your love story. I can only pray for you two wishing for abundant blessing, protection and guidance God will always provide for this whole-new chapter of your journey with HIM. I believe that it will turn awesome and as always I will be inspired. I love you guys and will remember you always in my prayer. XOXO

Thursday 7 May 2015

Guik

Aku memang bukan seorang pewisata kuliner profesional tapi menulis ulasan tentang tempat makan favorit menurutku bisa dilakukan siapa saja. Aku ingin berbagi banyak hal disini, tapi karena kebanyakan hal yang aku rasakan bersifat pribadi dan bisa membuat orang-orang semakin menganggapku aneh jadi kuputuskan untuk berbagi informasi tempat makan favoritku ini saja.
Tempat ini disebut Guik. Temanku, Simon, adalah yang pertama kali memperkenalkan tempat ini padaku dan beberapa teman lain. Dia lebih suka berwisata kuliner daripadaku jadi maklum saja kalau dia tahu banyak tempat makan yang enak maupun yang kurang enak menurut dia. Tempat makan ini berlokasi di salah satu jalan raya utama kota Denpasar yang sering disebut Marlboro. Jalan ini memang terkenal dengan deretan tempat makan dari yang cuman tenda hingga restauran besar. Sebuah ruko kecil di sudut perempatan Marlboro yang berhadapan dengan Pertamina dengan sebuah plang bulat berwarna ungu berdiri tepat di depannya bertuliskan Guik menjadi papan nama pengenal tempat ini. Di depannya terparkir sebuah mobil kedai yang merupakan tempat produksi menu andalan Guik, martabak asin dan manis. Beberapa meja kayu persegi panjang diapit dua bangku kayu ditempatkan diluar sementara beberapa lainnya berbaris memenuhi ruangan dalam yang menjorok ke belakang. Sebuah etalase memanjang memenuhi sisi ruangan satunya ditutupi gambar-gambar menu yang menggiurkan. Para staf berseragam kemeja ungu yang semuanya adalah laki-laki tersenyum ramah menyambut pelanggan. Di tiap meja lembar menu sudah disiapkan. Karena jarak etalase dan meja pelanggan yang sangat dekat, kita cukup memesan makanan langsung dari meja kepada staf yang berdiri di belakang etalase. Menu mereka tidak banyak antara lain martabak asin dengan isian daging babi atau ayam, martabak manis dengan berbagai rasa termasuk oreo, nasi jinggo babi dengan pilihan nasi putih atau kuning, dan minuman dingin isian cincau dengan beberapa pilihan rasa. Mereka sempat menjajakan kue soerabi tapi karena kurang diminati jadi mereka menghilangkannya dari menu yang sangat aku sayangkan karena aku menyukainya. Kue soerabi mereka selain jauh lebih murah dari kedai soerabi kebanyakan (hanya Rp 4000, dan Rp 1000 untuk tambahan rasa) juga memiliki tekstur yang lebih lembut dan disajikan dengan kuah gula merah yang menambah sensasi rasa manis yang lembut. Martabak asin mereka memiliki 3 pilihan ukuran dengan harga yang sangat terjangkau dan porsi yang cukup membuat kenyang dua orang bahkan lebih. Martabak manis mereka juga membuatku jatuh hati karena begitu lembut dan tidak membuatku mual walaupun sudah makan cukup banyak, berbeda dengan martabak manis yang pernah kucicipi sebelumnya. Aku paling menyukai martabak manis dengan pilihan rasa oreo dan bisa kuvariasi dengan beberapa rasa lain yang juga menggoda. Nasi jinggo mereka sebungkus Rp 6000 juga membuatku ketagihan, mereka menambahkan kacang kedelai goreng yang menurutku terasa lebih baik daripada kacang tanah. Aku pertama kali mencoba nasi jinggo di tempat ini, jadi aku tidak tahu pasti apa perbedaannya dengan nasi jinggo lain (kecuali dagingnya yang adalah daging babi yang kebanyakan tidak digunakan agar nasi jinggo juga bisa dinikmati kaum muslim) tapi sebelumnya aku tidak terlalu suka ide tentang membeli nasi jinggo karena menurutku porsinya terlihat sangat sedikit hingga aku mencobanya di Guik dan porsi yang memang lebih sedikit tidak lagi menjadi masalah bagiku. Pilihan minuman mereka hanya satu yaitu minuman dingin seperti pop-ice yang diblender lalu ditambahkan cincau dan disajikan menggunakan wadah plastik bening, aku sering memesan Chocomix Cincau atau Mocca Goodday Cincau, atau Cappucino Cincau dan terkadang rasa durian atau rasa lain saat aku sudah bosan dengan tiga pilihan rasa sebelumnya. Aku sangat menyukai tempat ini pertama karena harga menunya yang sangat terjangkau dan tempatnya yang tidak selalu ramai bahkan lebih sering sepi, terdengar salah memang kalau aku ingin tempat itu selalu sepi tapi bagiku situasi itu sangat sempurna jika aku hanya ingin memesan makanan dengan cepat, duduk di meja favoritku tanpa takut sudah ditempati orang lain, membaca novel sambil menyeruput pelan-pelan Chocomix Cincau, dan membuat keributan bersama teman-temanku tanpa harus mempedulikan tatapan terusik orang lain karena kegilaan kami. Karena sudah sangat sering mengunjungi tempat ini, aku pun sudah bisa mengobrol akrab dengan stafnya yang memang ramah bahkan pernah ditawari gorengan yang sedang mereka makan bersama. Tempat ini juga tutup agak lebih malam sehingga jika aku ingin mengobrol lama dengan temanku, tempat ini akan jadi pilihan pertamaku. Menuliskan ini semua membuatku lapar dan ingin membeli nasi jinggo Guik, haha. Semoga ulasan ini juga membuat kalian ingin mengunjungi tempat ini dan menjadikannya salah satu favorit kalian. Selamat mencoba.

Kamu Berubah Stu



Kamu Berubah Stu…..

            Pagi yang baru, hari ini hari pertama masuk sekolah setelah liburan sekolah selama 2 minggu. Kemarin aku baru pulang berlibur dari rumah oma. Sudah 2 tahun aku tidak pernah liburan ke rumah oma lagi sejak terakhir kalinya aku datang bersama Stuart, sahabatku sejak kecil. Kita memang bertetangga, Stuart anak Om Surya dan Tante Serly, karena seumuran kita sering main bersama. Memanjat pohon, masak-masakan, memancing, mengoleksi kupu-kupu dan juga bunga. Kita juga teman sekolah, sekelas dan sebangku dari SD sampai SMA sekarang ini, waktu SD kalau aku diganggu pasti Stuart membantu dan melindungiku, dia memang sok jagoan. Waktu kecil kita berdua sering liburan bersama, kadang aku ke rumah om-nya di Solo. Kita berdua bermain di Candi Borobudur dan selalu mencoba untuk bisa menyentuh jari patung Budha, aku meminta rumah bunga ditambah banyak kupu-kupu sementara Stuart selalu ingin menjadi Superman. Kadang kita berdua juga pergi liburan ke rumah omaku, di desa Banjarnegara, di daerah perbukitan. Kita sering jalan-jalan keliling danau di atas bukit, mengejar kelinci, mencari buah-buah hutan, sampai lupa waktu dan sering dimarahi oma. Dan waktu aku tiba di rumah oma sendirian, beliau menanyakan Stuart.
“Oma! Cucumu yang paling cantik udah nyampe nie…”, kataku sambil memeluk oma yang sudah agak rabun matanya.
“Aduh Jessy, kamu udah tambah tinggi sekarang. Yuk, masuk sayang, diluar dingin….”
“Hehehe, iya dong oma. Pasti oma kaget yah…, terakhir aku kesini khan aku masih kelas 2 SMP, sekarang khan aku udah kelas 2 SMA jadi tambah tinggi dong…..”
“Oh iya, kamu nggak bareng Stuart? Nggak biasanya kamu datang kesini sendirian, emang Stuart kemana?”
”Ahhh, nggak tau tuh si Stuart kemana. Waktu mau kesini aku ngajak dia tapi katanya dia mau pergi manjat tebing sama temen-temen cowonya. Dia nggak ngajak aku pula, katanya ini khusus buat cowo aja. Gak asik banget dia sekarang oma”
”Kenapa kamu nggak ngajak temen-temen cewe kamu kesini aja? Biar kamu nggak kesepian khan liburan sendirian?”
”Yahh...., oma kayak nggak tau aja, anak-anak cewe di sekolah elit kayak SMA Bunda Harapan gitu mana ada yang suka liburan di pedesaan kayak gini. Yang ada mereka tuh maunya ke Paris-lah, Spanyol-lah, Singapore-lah, pokoknya mau mereka tuh cuman shopping aja. Gak banget deh!”
”Kamu nggak suka?”
”Aduhh omaku tersayang, udah 16 tahun Jessy jadi cucu oma, masa oma masih nggak ngerti mau-maunya Jessy sih? Jessy tuh sukanya liburan yang penuh tantangan, petualangan, pemandangan alam, pokoknya serba alam....., gitu oma.....”
”Huhh, kamu itu emang mirip banget sama opamu itu. Sukanya manjat tebing, mendaki gunung, sampe-sampe akhirnya setelah kita nikah kita memutuskan buat tinggal di desa Banjarnegara ini karena opamu suka suasana alamnya yang ada di daerah perbukitan”
”Ahhh, oma kok jadi nostalgia gitu sih.... Ummm, Jessy udah laper nih oma......”
”Ya udah, ayo kita makan. Oma udah nyiapin sop buntut kesukaan kamu. Abis itu kamu tidur, besok pasti kamu mau pergi ke danau di atas bukit itu khan....?”
”Oma tau aja...., danau itu emang favorit aku setiap kali liburan disini oma, heheheh....”
.......................
            Teng.....teng....teng....
            ”Stuart tungguin!!”, aku mengejar Stuart yang sudah tiba di depan pagar gerbang sekolah, pagi ini dia tidak menunggu aku lagi untuk berangkat sekolah bersama. Dia berhenti dan  menengok tapi terus berjalan.
”Woi...!!”
”Aduhh, apa-apaan sih kamu, main jitak kepala orang aja?”, dia meringis kesakitan sambil memegang kepalanya yang sudah berhasil aku jitak.
”Habisnya, suruh nungguin malah cuek. Kenapa lagi-lagi kamu berangkat sekolah sendiri?”
”Aduh Jes..., kita tuh bukan anak SD ato SMP lagi..... Kamu bisa jalan sendiri khan? Gak usah berangkat sekolah bareng juga tujuan kita sama khan, SMA Bunda Harapan, kamu tau khan jalannya?”, jawab Stuart yang tampak kesal.
”Kamu kenapa sih Stu....., kenapa......”, aku pun tiba-tiba sadar ini awal masuk liburan, sangat tidak menyenangkan bila harus mengawali hari ini dengan keributan. Aku pun akhirnya meminta maaf.
”Yahh...., sorry Stu, cuma becanda. Ummm, btw gimana liburan kamu? Aku kemarin liburan ke rumah oma, beliau nanyain kamu gitu....”, aku pun akhirnya mengganti topik pembicaraan.
”Ohh, liburanku asik kok….”, jawab Stuart asal-asalan.
“Kamu tau gak Stu, kelinci di sekitar danau di atas bukit itu sekarang udah tambah banyak….., lucu-lucu banget….. Sejak terakhir kali kita pergi bareng kesana kayaknya nambah 10 ekor deh….., aku pengen ngasih mereka nama tapi susah soalnya mirip semua sih kelincinya…., heheheheh”
“Oh gitu, eh Jes…., aku duluan ke kelas yah….., see ya....” , kata Stuart sambil berlari kecil menuju kelas.
“Kenapa sih tuh anak, sejak naik ke kelas 2 dia selalu menghindariku, diajak jalan gak mau, diajak ngerjain PR bareng dibilang gak usah, aku ke rumahnya selalu sok sibuk. Apa dia udah punya cewe kali yah? And dia gak mau aku tau…..”, pikirku dalam hati.
…………………..
            Seharian ini di sekolah aku habiskan untuk mencari informasi dari teman-teman soal pacarnya (mungkin…) Stuart. Aku pun memutuskan untuk bertanya pada Cybil, dia terkenal paling suka menyebarkan gosip, pastinya dia akan tahu kalau ada gosip tentang Stuart.
“Eh Cy, bisa ngobrol bentar nggak?”, tanyaku saat Cybil sedang menikmati jus jeruknya di kantin sekolah bersama Nina dan Maya.
“Boleh, kenapa emangnya?”, jawab Cybil serius.
“Tapi nggak disini…, ikut aku bentar mau nggak?”, balasku membuat Cybil penasaran dan langsung bangun dari kursinya.
“Gals, aku minjem Cybil bentar yah….”, Nina dan Maya pun cuman tersenyum.
“Kenapa nie Jes, ada gosip yah yang mau kamu kasi tau…..?”, tanya Cybil antusias.
“Nggak, justru aku mau minta informasi sama kamu. Kira-kira kamu tau nggak si Stuart cewenya siapa?”, aku pun tidak kalah antusias bertanya pada Cybil.
“Ohh…., bisa. Kalau cewenya Stuart sih aku gak tau persis tapi cewe-cewe yang naksir Stuart mah banyak, ada Tita, Delshy, Ria, Belda, Justin, Selvia, Aysah, Saori, Rara, trus….”
“Waduh, kok banyak banget? Mereka pada katarak yah sampe mereka bisa naksir sama si Stuart?”, tanyaku keheranan.
“Aduh Jes, kamu udah bertahun-tahun sahabatan sama si Stuart kok kamu nggak bisa ngeliat aura ketampanannya dia sih? Di sekolah ini banyak kali yang naksir sama si Stuart, tapi aku belum pernah ngedengar kabar Stuart macarin salah satu diantara cewe-cewe itu, sumpah dia cool abis……”, terang Cybil sambil terus memutar ujung rambutnya yang dikepang ke samping.
“Ohh…, yah udah. Makasih yah Cy buat infonya….., bye....”, aku pun beranjak kembali ke kelas untuk mencari Stuart. Sesampainya di pintu kelas aku kaget melihat Rara anak XI IPA 2 menyodorkan selembar kertas undangan pada Stuart.
“Mmmm, Stuart, hari Jumat nanti datang yah ke birthday party-ku. Cuman kamu anak kelas bahasa yang diundang, jadi datang yah……, aku tunggu…..”, ujar Rara yang sudah salah tingkah di depan Stuart.
“Ohh gitu…., yah udah. Nanti aku usahain…..”, Stuart langsung menyimpan undangan itu dalam tasnya sambil tersenyum manis.
………………….
            Siang ini seperti biasa Jakarta selalu panas dan macet, ubun-ubun kepalaku rasanya akan meleleh. Waktu bel pulang sekolah tadi aku mau mengajak Stuart pulang bersama tapi dia seakan sudah mengetahui niatku dan langsung beranjak pergi. Aku berusaha untuk menyusulnya tapi dia sudah tidak terkejar lagi, akhirnya aku jalan sendirian menuju halte bus. Selama menunggu bus di halte aku merasa seperti ada orang yang terus memperhatikanku, tapi karena ada banyak orang di halte jadi aku tidak terlalu ambil pusing. Setelah 30 menit menunggu akhirnya ada juga bus yang belum penuh, saat aku hendak menaiki bus tiba-tiba tasku dijambret. Aku sangat terkejut dan akhirnya hanya bisa berteriak sekencang-kencangnya.
“J A M B R E T !!!!!!!!”
Orang di sekitar tempat itu akhirnya sadar ada yang membutuhkan pertolongan, dengan sigap mereka beranjak dari kegiatan mereka masing-masing dan mencoba menolong. Mereka beramai-ramai mengejar penjambret itu, aku pun ikut lari mengejar. Aku pernah jadi atlit lari saat masih SMP, jadi berlari bukan hal sulit bagiku. Akhirnya penjambret itu berhasil ditangkap, oleh massa dia hendak diadili tapi polisi datang dan mengamankannya. Tragedi siang itu benar-benar membuatku lebih kesal pada Stuart, kalau saja dia ada dan menemaniku pulang sekolah kejadian itu pasti tidak terjadi. Aku hanya bisa memendam rasa kesal dalam hati. Sesampainya di rumah aku langsung masuk ke kamar dan beristirahat, tapi aku masih memikirkan kejadian di kelas tadi.
“Kenapa Stuart nerima undangan dari Rara? Emang dia nggak inget yah Jumat nanti khan aku juga ulang tahun, seharusnya khan dia ingat tiap kali aku ulang tahun aku selalu nunggu kado dari dia di taman belakang rumah. Ato mungkin dia cuman gak enak hati sama Rara aja makanya dia nerima undangan itu, aku yakin kok Stuart pasti inget ulang tahunku, dan dia pasti datang dan ngasih aku kado nanti. Tapi tahun lalu Stuart nggak kasi aku kado, mungkin karena waktu itu dia khan lagi khawatir sama mamanya yang lagi sakit, tapi dia nggak minta maaf sama aku waktu itu. Ahh.., udahlah Jes, kamu itu harus percaya sama sahabat kamu. Stuart pasti datang, pasti...!!!”, begitu banyak pertanyaan dalam kepalaku, tapi akhirnya aku memutuskan untuk yakin dan percaya pada Stuart, sahabatku.
................................
            Perasaan seseorang di hari ulang tahunnya itu memang selalu berbeda, senang sekali..... Karena pada hari itu dia yakin akan ada banyak orang yang menunjukan rasa sayang mereka padanya, seperti aku hari ini..... Hari ini yang pertama mengucapkan selamat ulang tahun dan memberikan kado padaku pastinya mama dan papa, selanjutnya ada Tyas, adikku, oma, om Surya dan tante Serly, teman-teman sekelas, gebetan-gebetan, dan........., hanya itu. Aku menunggu ucapan selamat dari Stuart, tapi sudah sampai sore dia belum juga terlihat.
”Mungkin dia lagi nyiapin kado buat aku nanti malam...”, pikirku.
Malam itu aku menunggu Stuart di taman belakang rumah, dari kecil memang dia selalu jadi orang terakhir yang memberi aku ucapan selamat ulang tahun dan kado, dan aku selalu menunggu dia di taman belakang rumah. Detik berganti detik, menit berganti menit, jam berganti jam, Stuart tidak kunjung datang. Aku tetap keukeuh menunggunya, walau mama dan papa sudah menyuruh aku masuk karena banyak nyamuk tapi aku malah membawa selimut dari kamar dan tetap menunggu Stuart hingga.........,
”Jes, bangun sayang udah pagi nie.....”, suara mama membangunkanku yang tertidur di kursi taman.
”Hah?!? Udah pagi ma?”, aku yang setengah terkejut akhirnya sadar penantianku semalaman tidak membuahkan hasil, Stuart tidak datang.
............................
            Aku yang semalaman menunggu Stuart di taman akhirnya jatuh sakit, dokter bilang aku terjangkit demam berdarah. Aku pun harus istirahat di rumah karena demam tinggi selama 3 hari, tubuhku lemas. Teman-teman sekelas datang untuk menjenguk tapi aku tidak menemukan sosok Stuart diantara mereka, bahkan om Surya dan tante Serly datang tapi tidak bersama Stuart, mereka menyampaikan kalau Stuart masih sibuk tapi Stuart pasti datang menjenguk aku nanti. Aku sangat kecewa padanya, rasa-rasanya aku bahkan sudah mulai membencinya dan tidak mengharapkan kedatangan dia lagi. Hampir seminggu berlalu hingga akhirnya sosok Stuart muncul, waktu itu aku sedang duduk di tempat tidur sambil menikmati coklat pemberian teman-teman, tapi aku sudah terlanjur marah padanya.
”Jes aku mau minta.....”
”Udah Stu, udah..... Kamu berubah Stu, kamu bukan Stuart sahabatku yang dulu lagi. Kamu gak pernah mau jalan bareng lagi, gak mau ngerjain PR bareng, gak pernah mau berangkat bareng ke sekolah lagi, gak mau liburan bareng lagi. Aku pernah dijambret tau gak? Aku juga sakit karena nungguin kado ulang tahun dari kamu semalaman di taman belakang? ”Pasti kamu ke birthday party-nya Rara” gitu aku mikir. Mana Stuart yang selalu ngejagain aku? Mana Stuart yang selalu setia ngedenger cerita-cerita konyol aku? Mana Stuart yang selalu ngabisin liburan bareng aku? Mana Stuart yang selalu datang setiap malam dan bawain aku kado ultah di taman belakang? Mana Stu? Mana?”, kataku setengah berteriak, aku cuma bisa menangis, tapi rasanya menangis saja tidak cukup untuk menunjukan betapa sakitnya hatiku. Saat itu tiba-tiba saja aku sudah ada dalam pelukan Stuart.
”Maafin aku Jes, aku udah bikin kamu bingung dan benci padaku. Aku emang berubah Jes, aku sadar itu. Dan aku bener- bener minta maaf. Maaf karena aku nggak ada saat kamu lagi susah. Maaf karena aku nggak lagi mau ngedengerin cerita-cerita kamu. Maaf karena aku nggak pernah lagi ngabisin liburan bareng kamu. Maaf karena 2 tahun terakhir ini aku nggak pernah nemuin kamu lagi di taman belakang dan ngasih kamu kado ultah. Maaf karena aku udah bikin kamu sakit dan nangis kayak gini. Tapi, aku punya alasan tersendiri Jes. Soal kado ulang tahun kamu, aku cuman nggak tau apa yang cewe SMA suka, aku nggak tau apa kamu bakal suka kado dari aku ato nggak. Karena kado yang mau aku kasi ke kamu bukan lagi kado dari seorang sahabat tapi kado dari seorang cowo yang suka sama seorang cewe. Aku sayang sama kamu Jes, sayang banget, tapi rasa sayang aku sekarang beda Jes.”
”Bodoh...., kamu emang tetep bodoh yah kayak dulu....”, aku melepaskan pelukan Stuart dan menjitak kepalanya.
”Auch....., maksud kamu?”, tanya Stuart.
“Kenapa kamu harus nunggu sampe 2 tahun sih? Kenapa kamu harus nunggu aku jatuh sakit dulu, Stuart bodoh? Kalau aja kamu ngomong dari dulu mungkin aku nggak perlu nangis sekarang. Aku juga sayang sama kamu Stuart, sayang banget, tapi kali ini aku pengen kamu ganti status jadi pacarku, Stuart bodoh......”
THE END





Tuesday 5 May 2015

Dearest #2

Hei dad,
Do you remember the day when I got first rank in my class and you came to take my school report? You bought me sweets and small presents. I was so happy and proud of myself. I like it when you and mom would go to parties and you also tried to dress up nicely. You always look good dad. Thanks for the time you spent with me to finish my homework at your office even till very late. I am grateful that you always came and picked me up at the Internet cafe without complaining even though it was midnight. I thank you that you kept trying to advise us no matter how stubborn we were. Thanks for the delicious dishes you made for us when you had the time, you are a good cook (better than mom, sorry mom, I still love you). Thanks for all the beautiful songs you made, I love all of them, even though Nori is your best fan. Thanks for always playing the Sasando beautifully, the best lullaby ever. Thanks for riding me to anywhere I needed to go and coming back to pick me up again, you are the best rider ever, I always felt safe if it was you who rode me everywhere. Thanks for buying me the cream for my face as you realized how careless I was about my own face problem, even you suggested me to go to the beauty expert, that was sweet dad. Thanks for teaching me how to ride motorbike, it was the first and the last but Im grateful I had that moment with you. Thanks for all the good food you always tried to provide for us at home, I loved the snake-fruit you brought home and it was a lot of them, you diligently cleaned them and served us after. Thanks for teaching me to be a good poem-reader that I might be able to win all those trophies at home. Thanks for letting me performed all your great plays, I loved working with you dad, you are sooooo talented. Thanks for keep believing in me thou I betrayed your trust. I realize how hard you try to be the best father for all of us. You sometimes act hard but it's just because you love us sooo much. I never told you this so I want to tell you now. You are the best dad. Dont try so hard because we, I, love you the way you are. With all your silliness and craziness, we cant ask for anyone else to be our dad. You are so talented and I always admire your talent. Nori may be your best fan, but Im your best admirer. Im soooo grateful that you are my dad. Stay amazing dad. Thanks for being my dad. I cant thank you enough. I love you dad.

Sunday 3 May 2015

Dearest

Dear mom,

I remember the day when you held my left hand and walked along my side on my first day to school. Wish I could tell you how I loved that moment. I was disappointed that I should went to school on my own for the next days. Wish you could hold my hand again with such love. Im grown up now and been so strong that makes it so hard for me to feel loved or to love. I dont blame you because I know you were raised the same way. Must be hard for you also. Im sorry mom that I failed you. Life is hard and I only make it harder for you. Im sorry.

Saturday 2 May 2015

Ini untuk kamu

Tidak sulit membuat mereka tersenyum karena ditengah hidup mereka yang lebih tidak beruntung dibanding hidup kita mereka akan sangat menghargai kebaikan orang lain sekecil apapun itu. Aku tidak bisa membayangkan kesulitan apa saja yang mesti mereka lalui setiap harinya, hingga suatu hari saat aku mengunjungi rumah salah satu dari mereka aku mendapati sepiring nasi yang dicampur dengan minyak bekas menggoreng ikan yang sedang disuapkan bagi mereka sebagai makan siang. Orang tua mereka tidak sanggup bahkan membeli sebutir telur atau seikat sayur dan memasakkannya untuk mereka. Ini memang bukan kehidupan yang harus mereka jalani sehari-hari, Tuhan pasti pernah memberkati mereka dengan makanan yang lebih layak. Hanya saja aku merasa begitu sedih melihat keadaan mereka saat itu. Meskipun demikian mereka tetap lahap menerima suapan ibu mereka. Itulah hebatnya anak-anak, mereka selalu punya hati yang mau tulus bersyukur atas apapun yang mereka terima karena mereka tahu mereka tidak bisa memperolehnya sendiri, mesti ada yang membantu mereka sehingga saat mereka dibantu mereka akan sangat bersyukur. Mereka akan dengan bahagia menerima bantuan dari seseorang. Yesus bahkan kagum dengan anak-anak dan beberapa kali menjadikan mereka contoh bagi orang dewasa. Sama halnya dengan kasih karunia. Kita tahu kita tidak bisa menyelamatkan diri kita sendiri dari hukuman atas dosa kita, orang mengatakan perbanyaklah berbuat baik agar bisa masuk ke surga. Tapi apakah ada jaminan pasti perbuatan baik kita sudah cukup baik agar kita bisa masuk ke surga, apakah ukuran perbuatan baik kita sama dengan ukuran perbuatan baik yang  Tuhan miliki, tentu saja tidak. Ukuran manusia tentu saja beda dengan ukuran Tuhan, oleh karena itu perbuatan baik kita tidak bisa menyelamatkan kita jika kita mesti melakukannya sesuai ukuran Tuhan. Dan lagipula tidak ada jaminan bila perbuatan baik kita sudah cukup banyak, kita tidak pernah bisa menghitungnya dan membandingkannya dengan perbuatan jahat kita. Itulah kenapa kita butuh pertolongan Tuhan yaitu kasih karunia melalui pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib. Tuhan tahu kita tidak bisa menyelamatkan diri kita sehingga Dia datang untuk menolong kita. Pertolongan Tuhan ini adalah bagi semua orang, tidak peduli siapapun kamu, apapun latar belakangmu itu tidak penting. Yang penting adalah apakah kamu mau menerima pertolongan Tuhan ini sebagaimana anak kecil yang sadar dia tidak bisa membantu dirinya sendiri dan butuh uluran tangan orang lain? Tuhan mengulurkan tangan-Nya untuk menyelamatkan kamu melalui pengorbanan-Nya di kayu salib. Dia, yang adalah Yesus, adalah bukti nyata betapa Tuhan mengasihi kita sebagai anak-anak-Nya hingga bahkan rela mati untuk menebus dosa-dosa kita. Jadilah seperti anak kecil dan terimalah pertolongan Tuhan itu. Kamu, iya kamu. Kamu membutuhkannya.

Terjemahan Tafsiran David Guzik dari Roma 13

Roma 13 – Kepatuhan orang Kristen kepada Pemerintah
Orang Kristen dan pemerintah
1. (1-2) Kewenangan sah pemerintah dan reaksi orang Kristen
Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya.

a.Takluk kepada pemerintah: adalah jelas hubungan antara Roma 12 dan Roma 13. Bahwa jika seorang Kristen tidak boleh menuntut pembalasan, hal ini tidak berpengaruh pada kewenangan pemerintah untuk menghukum orang-orang yang bersalah.

b. Tiap-tiap orang tentunya termasuk orang-orang Kristen: sederhananya Paulus berkata bahwa kita harus takluk kepada kewenangan pemerintah. Keadaan ini berbeda dengan kelompok-kelompok Yahudi fanatik pada saat itu yang tidak mengenal raja selain Allah dan tidak membayar pajak kepada siapapun selain kepada Allah.

c. Sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah: kita menundukkan diri kita kepada pemegang wewenang yang ada karena mereka ditetapkan oleh Allah dan menjalankan rencana-Nya.

i. Tidak ada pemerintah yang tidak berasal dari Allah: Allah menetapkan pemimpin-pemimpin bangsa, tapi tidak selalu untuk memberkati orang-orang. Terkadang Allah melakukannya untuk menghakimi orang-orang atau untuk menyiapkan bangsa tersebut bagi penghakiman.

ii. Kita ingat bahwa Paulus menulis pasal ini selama masa pemerintahan Kerajaan Roma. Tidak ada demokrasi, dan perlakuan istimewa terhadap orang-orang Kristen – meskipun demikian dia tetap melihat kewenangan mereka adalah sah.

iii. “Ingatlah Juru Selamat-mu menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, satu dari gubernur Roma terburuk yang pernah memerintah Yudea; dan Paulus di bawah pemerintahan Nero, Kaisar Roma yang terburuk. Dan tidak Tuhan kita maupun pengikut-Nya yang menyangkal atau mencerca  ‘kewenangan!’ mereka”(Newell)

d. Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah: karena pemerintah memiliki kewenangan dari Allah, kita diharuskan untuk mematuhi mereka- kecuali, tentu saja,jika mereka memerintahkan kita untuk melakukan sesuatu yang berlawanan dengan hukum Allah. Jadi, kita diperintahkan untuk tunduk lebih dulu kepada Allah daripada manusia (Kis. 4:19)

e. Dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya: Allah menggunakan kewenangan pemerintah sebagai kendali atas keinginan dan kecenderungan manusia untuk berbuat dosa. Pemerintah bisa menjadi alat yang efektif dalam menentang efek dari kejatuhan manusia ke dalam dosa.

2. (3-4) Tugas pemerintah: menghukum dan mencegah orang jahat.
Sebab jika seorang berbuat baik, ia tidak usah takut kepada pemerintah, hanya jika ia berbuat jahat. Maukah kamu hidup tanpa takut terhadap pemerintah? Perbuatlah apa yang baik dan kamu akan beroleh pujian dari padanya. Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah akan dia, karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang. Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat.

a. Perbuatlah apa yang baik dan kamu akan beroleh pujian: maksud Paulus adalah bahwa orang-orang Kristen haruslah menjadi warga negara terbaik diantara yang lain. Walaupun mereka lebih dahulu setia kepada Allah daripada kepada negara orang-orang Kristen adalah warga negara yang baik karena mereka jujur, tidak mendatangkan masalah kepada negara, membayar pajak mereka, dan -yang terpenting-mendoakan negara dan penguasanya.

b. Pemerintah adalah hamba Allah: Paulus menggambarkan pejabat-pejabat pemerintah sebagai hamba Allah. Mereka memiliki tugas pelayanan dalam rencana dan pengadaan oleh Allah, sama banyaknya dengan tugas pemimpin-pemimpin gereja.

i. Jika kepala-kepala negara adalah hamba Allah (pelayan), mereka seharusnya ingat bahwa mereka hanyalah pelayan, dan bukan tuan atas diri mereka sendiri.

c. Untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat: dengan hukuman yang adil atas kejahatan benarlah bahwa pemerintah melaksanakan tugasnya dalam rencana Allah untuk mengendalikan kecenderungan manusia berbuat dosa. Ketika pemerintah terus-menerus gagal melaksanakan tugas mereka ini, penghakiman dan perbaikan oleh Allah akan terjadi dengan sendirinya. 

d. Karena tidak percuma  pemerintah menyandang pedang: Pedang merujuk pada undang-undang. Pada masa Kekaisaran Roma, penjahat biasanya dieksekusi dengan cara dipenggal menggunakan pedang (penyaliban ditujukan untuk penjahat-penjahat terburuk dari golongan-golongan paling rendah). Paulus, berkata-kata dengan tuntunan Roh Kudus, tidak ragu kalau negara memiliki kewenangan sah untuk mengeksekusi penjahat-penjahat.

3. (5-7) Tanggung jawab orang Kristen terhadap pemerintah.
Sebab itu perlu kita menaklukkan diri, bukan saja oleh karena kemurkaan Allah, tetapi juga oleh karena suara hati kita. Itulah juga sebabnya maka kamu membayar pajak. Karena mereka yang mengurus hal itu adalah pelayan-pelayan Allah. Bayarlah kepada semua orang apa yang harus kamu bayar: pajak kepada orang yang berhak menerima pajak, cukai kepada orang yang berhak menerima cukai; rasa takut kepada orang yang berhak menerima rasa takut dan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat.

a. Sebab itu perlu kita menaklukkan diri: kita harus takluk kepada pemerintah, bukan hanya karena kita takut akan hukuman, tapi karena kita tahu bahwa itulah yang benar dihadapan Allah.
i. Oleh karena suara hati kita: ketaatan kepada negara secara Kristen tidak pernah menutup mata - dia taat dengan mata nurani yang terbuka lebar.

b. Kamu membayar pajak…….Bayarlah kepada semua orang apa yang harus kamu bayar: kita juga membayar pajak yang memang sudah seharusnya dibayar, karena masuk akal apabila kita membayar pajak berarti kita mendukung pekerjaan Allah.
i. Dengan sebuah maksud, Roma 13:6 juga menyatakan bahwa pajak dikumpulkan untuk digunakan oleh pemerintah guna menyelesaikan pengendalian atas kejahatan dan pengamanan rakyat secara tertib - bukan untuk memperkaya pejabat-pejabat pemerintah itu sendiri.


c. Pajak…cukai…rasa takut…hormat: Negara berhak atas pajak yang kita berikan, rasa hormat, dan penghormatan yang pantas, sementara dari semuanya kita  menyediakan hak Allah yang wajib kita berikan bagi Allah sendiri. (Mat.22:21) 

d. Dalam pertimbangan ini, apakah pemberontakan terhadap pemerintah dibenarkan? Jika rakyat memiliki pilihan di antara dua pemerintahan, memilih dan mendukung salah satu yang paling berhak di mata Allah adalah benar – salah satu yang  mana akan paling baik memenuhi tujuan Allah dalam pemerintahan.    
i. Sama halnya, dalam pemerintahan demokrasi, kita harus mengerti bahwa terdapat hal dimana kita adalah pemerintah, dan seharusnya kita  tidak ragu “mengatur” pemerintahan demokrasi dengan turut berpartisipasi dalam proses demokratis.

B. Kewajiban orang Kristen kepada sesamanya
1. (8-10) Kewajiban untuk mengasihi
Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat. Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain manapun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri! Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat.
               
a. Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi: pada tingkatan perorangan, satu-satunya “hutang” yang kita tanggung adalah “hutang” untuk mengasihi sesama – ini adalah kewajiban kita kepada Allah dan sesama kita yang bersifat kekal.
i. Beberapa mengartikan hal ini sebagai perintah untuk jangan pernah meminjam apapun, tapi Yesus mengijinkan hal pinjam-meminjam seperti tersebut dalam Mat. 5:42. Hal tersebut bukanlah apa yang dimaksud Paulus disini, Injil telah lebih dulu mengingatkan kita tentang bahaya dan kewajiban-kewajiban dalam hal pinjam-meminjam (Amsal 22:7)

ii. “Kita boleh saja membayar pajak dan berhenti. Kita boleh saja patuh dan hormat dimana memang sudah seharusnya dan tidak memiliki kewajiban yang lebih lagi. Tapi kita tidak akan pernah bisa berkata, ‘Saya telah menyelesaikan semua kewajiban mengasihi yang harus saya lakukan.’ Jadi mengasihi adalah kewajiban yang permanen, hutang yang mustahil untuk dilunasi.” (Morris)

b. Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri: Paulus mengutip kata-kata Yesus seperti yang tertulis pada Matius 22:36-40. Ini adalah salah satu dari dua hukum yang mengaitkan semua Hukum dan Nubuatan.
i. Kasihilah sesamamu berarti mengasihi orang yang saudara benar-benar temui dan hadapi setiap hari. Mudah bagi kita untuk mengasihi secara teori dan abstrak, tapi tuntutan Allah adalah bahwa kita harus mengasihi sesama kita secara nyata.   
ii. “Tidak ada seorangpun mampu menjangkau akhir dari hidup ini dengan menggambar garis kecil di sekitar dirinya sendiri di atas tanah. Tidak seorangpun mampu memenuhi panggilannya sebagai seorang Kristen dengan mencari keselamatan hanya untuk istri dan keluarganya saja, karena ini hanyalah sebagian kecil saja.” (Spurgeon)

c. Kasih adalah kegenapan hukum Taurat: Mudah untuk mengerjakan semua “hal-hal” religius yang benar kecuali menyia-nyiakan kasih. Kasih kita adalah langkah nyata dari ketaatan kita kepada Allah.

2. (11-14) Pentingnya mengasihi dan berjalan bersama Allah
Hal ini harus kamu lakukan, karena kamu mengetahui keadaan waktu sekarang, yaitu bahwa saatnya telah tiba bagi kamu untuk bangun dari tidur. Sebab sekarang keselamatan sudah lebih dekat bagi kita dari pada waktu kita menjadi percaya. Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang! Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati. Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.

a. Hari sudah jauh malam, telah hampir siang: Karena tahulah kita akan bahaya dari waktu dan kita mengantisipasi kedatangan Yesus yang sudah dekat, kita seharusnya menjadi lebih semangat dan benar-benar berjalan bersama Allah, bukannya tidur berjalan.
i. Betapa pentingnya untuk bangun dari tidur! Kita bisa melakukan banyak hal-hal Kekristenan dan paling penting tidur di dalam Allah. Perbedaan apa yang akan terjadi ketika kita sadar!
        Kita bisa bicara ketika kita sadar
Kita bisa mendengar ketika kita sadar
        Kita bisa berjalan ketika kita sadar
Kita bisa bernyanyi ketika kita sadar
Kita bisa berpikir ketika kita sadar

b. Menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang: Gambarannya sama seperti menanggalkan dan mengenakan pakaian. Ketika saudara berpakaian setiap hari, saudara berpakaian semestinya saudara dan apa yang saudara ingin lakukan. Oleh karena itu, kenakanlah Tuhan Yesus Kristus!
i. Kita harus menanggalkan sebelum kita bisa mengenakan. “Baju usang dosa harus dilepaskan jika kita ingin mengenakan jubah Kristus. Dosa harus disingkirkan oleh kasih, perbuatan dan kebiasaan yang lama harus ditinggalkan, jika tidak seseorang tidak bisa menjadi Kristen. Akan menjadi usaha yang sia-sia untuk mencoba dan menggunakan agama sebagai gambaran dari keseluruhan hal sorgawi diatas puncak dosa-dosa lama.” (Spurgeon) 
   
c. Perbuatan-perbuatan kegelapan digolongkan atas pesta pora dan kemabukan, percabulan dan hawa nafsu, perselisihan dan iri hati. Hal-hal tersebut tabu bagi seorang Kristen yang telah keluar dari gelap malam ke dalam terang Allah.
i. Maksud dibalik kata percabulan adalah “hasrat cabul.” Mendeskripsikan seseorang yang tidak menghargai kesucian dan kebenaran seks.

ii. Hawa nafsu merujuk terhadap manusia yang sudah kehilangan rasa malunya. Mereka tidak lagi peduli tentang apa yang orang-orang pikirkan dan malah memamerkan dosa mereka dengan bangganya.   

d. Perlengkapan senjata terang berarti Tuhan Yesus Kristus sendiri. Ketika kita mengenakan Kristus pada diri kita, kita mengenakan semua perlengkapan dari Allah dan diperlengkapi baik untuk bertahan maupun menyerang.   
i. “Mengenakan Kristus adalah kiasan yang kuat dan hidup. Ini berarti lebih dari sekedar mengenakan sifat dari Tuhan Yesus Kristus, lebih kepada Biarlah Tuhan Yesus Kristus sendiri yang menjadi perlengkapan yang saudara kenakan.” (Morris)

e. Tapi, kita masih dipanggil untuk  janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya. Kita memiliki tugas untuk dikerjakan dalam hal ini hidup dengan sopan, seperti pada siang hari – bukan berarti bahwa Yesus yang bekerja untuk kita sementara kita bersantai; melainkan, Dia bekerja melalui kita sebagaimana kita bersedia dan secara aktif bekerja bersama Dia.

f. Allah menggunakan kutipan ini untuk menunjukkan pada Augustine, ahli ilmu agama terkenal pada masa gereja mula-mula, bahwa dia bisa benar-benar hidup Kristen melalui kuasa Roh Kudus – yang harus dia lakukan hanyalah bekerja. Begitu juga kita.