Wednesday 15 May 2013

Bali, here I come!

Akhirnya aku dapat kesempatan untuk mengunjungi Bali, tempat yang sudah lama kuimpikan. Kesempatan ini kudapat setelah aku berhasil memenangkan posisi kedua di seleksi kompetisi debat bahasa Inggris tingkat Universitas. Aku yang terpilih sebagai 'best speaker' dari timku pun mendapat kesempatan untuk bergabung dengan dua orang lainnya (Bill dan Ivan) sebagai perwakilan dari universitasku di lomba yang sama pada level yang lebih tinggi yaitu level regional. Siang ini saat aku tiba di kampus dan membaca pengumuman dari dosenku (Mr. Godlief), aku tidak dapat menahan diri untuk tidak berteriak histeris sebagai tanda bahagia. Walaupun begitu aku yang ditugaskan sebagai 'adjudicator' harus tetap bersiap-siap dalam waktu yang singkat ini. Semuanya akan kuserahkan pada tangan-Nya. Dia yang membuka jalan maka Dia pula yang akan membimbingku sepanjang jalan. Thanks God. You are the best. I love You.

Monday 13 May 2013

I have no doubt,

Fokusku sudah jelas. Aku ingin jadi dosen. Mimpi ini membuat aku semakin meyakini tiap hal yang kulakukan. Terkadang aku menertawakan diriku sendiri di masa lalu yang bersikeras tidak ingin menjadi guru. Tapi, memang adalah benar bahwa manusia itu berubah. Aku pun berubah setelah melalui banyak hal dan bertemu banyak orang. Aku bukan lagi Ceasy yang dulu yang kekanak-kanakan dan semaunya, dan aku senang dengan diriku yang sekarang. Walau terkadang rasa malas membuatku ingin berhenti, tapi aku tahu aku tidak akan pernah berhenti. Walau tertatih-tatih, tapi aku ingin tetap melangkah  maju. Setahun yang tersisa ini ingin benar-benar kugunakan untuk menyelesaikan pendidikan S1-ku. Banyak yang meragukan diriku, tapi aku tidak ragu sama sekali. Banyak kesempatan emas yang kusia-siakan demi mengejar mimpiku ini. Oleh karena itu aku tidak boleh ragu, jikalau tidak maka pengorbananku akan sia-sia.
Fighting Ceasy!!

Sunday 12 May 2013

No milk for you both!

Aku menghukum dua anak di PAUD Gerazo-Noelbaki hari ini karena tidak mau dengar-dengaran selama kelas berlangsung. Di lain pihak merasa itu adalah hal yang salah untuk dilakukan, tapi di pihak lain aku merasa benar. Karena kenakalan mereka jatah susu kotak yang seharusnya mereka terima malah kutahan. Terkadang kita memang harus bersikap tegas pada mereka. Marais dan Amau, dua anak lelaki yang sangat mengganggu kesabaranku selama aku berusaha untuk mengajari mereka. Marais berakhir menangis, membuatku tak tega melihatnya. Aku pun memutuskan untuk membujuknya dan bahkan meminta maaf, tapi aku juga berusaha berbicara pada dia tentang alasan aku menghukumnya, kuharap dia mengerti. Setelah aku menasihatinya sebentar, aku pun memberikan jatah susu kotaknya dan menyuruhnya untuk segera pulang. Sementara Amau, si anak guru yang keras kepala, malah tampak tidak merasa bersalah. Aku pun membiarkannya. Kuharap dia belajar tentang kesalahannya dan tidak mengulanginya. Aku tidak berharap mereka langsung dapat dengan mudahnya menjadi anak penurut, tapi setidaknya aku harus membiarkan mereka melalui proses dimana mereka harus dihukum atas kesalahan yang mereka buat. Itulah pelajaran hidup yang aku ingin mereka pelajari. 
Semoga semuanya akan lebih baik lagi minggu depan. 
I love you all my little children of Gerazo XOXOXO